Kamis, 18 April 2013

Bercinta dengan Anak Teman Bisnisku

Pak Samuel, pria berusia 56 tahun merupakan seorang pengusaha sukses dan kaya raya di daerahnya. Kesuksesannya dilatarbelakangi naluri bisnisnya yang handal serta keuletannya dalam menjalin hubungan dengan bapak-bapak pejabat yang memegang peran kunci setiap proyek. Memang bisnisnya hanya sebagai kontraktor untuk proyek di pemerintah daerah dan provinsi.

Pejabat paling penting di instansi terkait yang paling berpengaruh terhadap kesuksesan atau kegagalan bisnisnya adalah Pak Baskoro. Ia selalu berusaha mendekati Pak Baskoro, tapi sejauh ini Pak Baskoro, bersikap "menunggang banyak kuda".

Kelebihan Pak Samuel dalam melobi karena usianya hampir sama dan hobi mereka sama-sama doyan perempuan. Mereka sering pergi bersama-sama ke klab-klab malam eksklusif atau menginap di hotel-hotel berbintang lima.

Sebagai pengusaha licin dalam hal melobi, Pak Samuel turut men-servis banyak hal Pak Baskoro, mulai mencarikan sopir pribadi, membiayai instalasi car audio anak sulungnya, sampai urusan lobang sempit.

Dari hasil affair dengan istri pertamanya, Pak Samuel memiliki seorang anak perempuan diberinama Sari Samin biasa disapa Sari. Gadis berusia 18 tahun ini sangat cantik. Kulitnya putih dan wajahnya yang cantik mengundang daya tarik kalangan cowok.

Karena terlalu sibuk dengan bisnisnya, Pak Samuel jarang meluangkan waktu dengan putrinya. Sebagai kompensasi nya, ia sangat berlebihan memberikan hal-hal material. Akibatnya Sari tumbuh menjadi cewek cuek dan sesuka hatinya. Bahkan omongan papanya tidak digubris.

Pada suatu hari, terjadi hujan badai yang menyebabkan banjir besar di banyak tempat di dalam kota. Akibatnya petang itu, sepulang dari kunjungan kerja di daerah, Pak Baskoro tertahan 2 jam di bandara karena sopirnya tak bisa menuju kesana. Akhirnya ia menelpon Pak Samuel dan berharap agar Pak Samuel bisa membereskan ketidaknyamanan yang terjadi pada dirinya saat itu.

Memang sebelum-sebelumnya Pak Samuel selalu mampu membereskan hal-hal yang tidak menyenangkan seperti ini. Namun malam itu sepertinya ia menemui jalan buntu, karena tidak ada kamar hotel yang memadai yang masih kosong. Akhirnya, Pak Samuel menawarkan untuk menginap di rumahnya yang besar dan mewah. Kebetulan lokasi rumahnya tidak terlalu jauh dari bandara.

Sebenarnya kalau tidak terpaksa ia tidak terlalu suka mengundang Pak Baskoro menginap di rumahnya, terutama karena ada puterinya yang telah menginjak umur dewasa itu. Ia tidak ingin mendekatkan putrinya ke lingkungan bisnis yang tidak bersih apalagi dengan Pak Baskoro yang doyan main perempuan itu. Namun kali ini ia tidak punya pilihan lain.

Apalagi di saat seperti ini dimana sedang ada proses tender sebuah proyek besar, yang kalau goal bakal memberikan keuntungan finansial yang jauh lebih besar dibanding proyek-proyek sebelumnya. Dalam kondisi seperti sekarang, tentu adalah suatu tindakan bunuh diri kalau ia tidak menolong Pak Baskoro disaat dalam kesulitan. Sebelumnya Pak Baskoro pernah bertemu dengan Sari dua kali. Namun dalam suasana yang sekedar basa-basi di tempat yang banyak orang dan itu pun cuma sebentar.

Setelah perjalanan lebih kurang satu jam, sampailah Pak Baskoro di rumah Pak Samuel. Sehabis mandi dan menaruh kopor di dalam kamar yang akan ditinggali malam itu, mereka berdua makan malam bersama.

Sehabis makan malam, terjadi insiden kecil yaitu ketika Pak Baskoro yang akan menuju ke kamar mandi secara kebetulan berpapasan dengan Sari yang baru keluar dari kamarnya. Melihat Sari seketika wajah Pak Samuel jadi merah padam, karena saat itu Sari mengenakan daster rumah dari bahan yang agak tipis tanpa memakai bra.

Nampak jelas tonjolan kedua putingnya putrinya di balik daster tipisnya. Oleh karena sudah terlanjur, mau tak mau dikenalkannya Sari kepada Pak Baskoro. Dengan seolah-olah seperti tidak terjadi apa-apa diajaknya bicara gadis muda itu. Tentu sambil matanya tak menyia-nyiakan pemandangan indah di depannya itu.

Pak Samuel hanya dapat tersenyum kecut saja dengan kejadian itu. Dalam hati ia agak geram dengan Sari. Padahal sebelumnya, ia telah memberitahu mengenai kedatangan Pak Baskoro. Malah ia menganjurkan supaya lebih baik tidak keluar dari kamarnya.
Dan kini terbukti kalau omongannya tidak digubrisnya.

Sejak kehadiran Sari, Pak Baskoro jadi bergairah, matanya berbinar-binar melihat kecantikan dan kebeliaan Sari, serta daya tarik femininnya secara keseluruhan. Daster hijau muda yang dikenakan Sari memang sangat cocok dipakainya dan pas dengan kulitnya yang putih, membuat dirinya nampak cantik menarik. Ukuran payudara Sari termasuk kecil, boleh dibilang dadanya termasuk "rata". Mungkin itu sebabnya kalau di rumah ia kadang suka tidak memakai bra.

Meski payudaranya kecil namun putingnya cukup menonjol, sehingga nampak jelaslah tonjolan kedua puting payudaranya di balik sekedar kain daster yang tipis. Dan disaat membelakanginya, di bawah rambutnya yang sebahu, nampak jelas tidak ada tali bra atau kaus dalaman di punggungnya. Yang terlihat menerawang justru celana dalam di balik dasternya yang terlihat karena perbedaan warna dengan kulitnya. Tentu hal ini semua tak lepas dari penglihatan Pak Baskoro.

Pak Samuel merasa tak nyaman dan serba salah dengan kehadiran Sari di dekat mereka. Ia tahu benar kesukaan Pak Baskoro adalah tipe-tipe cewek oriental seperti Sari. Telah cukup banyak cewek-cewek seumuran putrinya yang disuguhkan ke Pak Baskoro demi kelancaran proyeknya.

Sepertinya ia kena batunya, Pak Baskoro tentu terangsang elihat putrinya! Tapi ia tak bisa berbuat apa-apa karena sungguh tak sopan kalau ia bersikap terlalu intrusif apalagi di depan tamu pentingnya. Tak lama setelah itu Sari balik masuk ke kamarnya lagi sehingga hatinya agak lega karena terlepas dari suasana yang serba salah itu.

Belakangan, diam-diam Pak Samuel juga sering merasa terangsang oleh putrinya, seperti dari cara berpakaiannya, sikap, dan daya tarik seksualnya. Apalagi jika ingin mendapatkan sesuatu dan bersikap manja terhadap dirinya dengan memegang tangannya dan mendekatkan tubuhnya ke dirinya.

Ia merasakan harumnya aroma tubuh serta hangatnya tubuh gadis yang telah tumbuh menjadi dewasa itu. Dan tidak jarang ia melihat payudara putrinya di balik bajunya yang tipis atau dikala putrinya sedang menunduk dikala memakai kaus longgar dengan belahan dada rendah. Ia tidak merasa bersalah akan hal ini selama ia tidak berbuat tak senonoh terhadap putrinya. Menurutnya itu adalah wajar karena putrinya mempunyai daya tarik seksual yang tinggi.

Rasa tak bersalahnya itu menjadi makin kuat setelah akhirnya ia menyadari kalau Sari sebenarnya bukan anak kandungnya. Memang istrinya dulu sering berbuat affair dengan banyak lelaki selain dirinya. Mengetahui kalau Pak Samuel sangat mendambakan anak dan saat itu adalah orang yang bisa memberikan uang paling banyak kepada dirinya, maka dikaranglah cerita bahwa bayi yang dikandungnya itu adalah anaknya.

Selama ini Pak Samuel secara regular selalu membiayai ongkos hidup mereka. Hal itu terjadi sampai akhirnya mantan istrinya sendiri yang membocorkan rahasia itu. Semenjak berhasil menggaet dan menjadi peliharaan orang kaya dari Hongkong yang jauh lebih kaya dari Pak Samuel, mantan istrinya itu tidak merasa perlu menjaga hubungan dengannya. Akhirnya ketika terjadi sebuah pertengkaran mulut yang meningkat menjadi sangat emosional, tanpa dapat dicegah lagi keluarlah pernyataan yang sebenarnya dari mantan istrinya.

Beberapa tahun terakhir ini sebenarnya ia mulai curiga. Sari tidak terlihat mirip dengan dirinya. Kecurigaannya pun terbukti. Kini publik luas telah terlanjur menganggap Sari putrinya. Untuk menjaga reputasinya dengan tidak membuat berita skandal baru, maka ia memutuskan untuk tetap mengakui Sari sebagai anaknya.

Insiden malam itu justru ternyata memunculkan suatu ide brilyan di dalam benak Pak Samuel. Apabila ide ini dijalankan pada momen yang pas, ia bisa mendapatkan keuntungan ganda, yaitu mendapatkan keuntungan finansial yang besar sekaligus membalas dendam terhadap penipuan yang dilakukan terhadap dirinya selama bertahun-tahun.

Caranya, dengan mengumpankan Sari secara halus dan diam-diam kepada Pak Baskoro, kroninya itu! Apabila telah "memakan" Sari, tentu Pak Baskoro jadi tak enak hati terhadapnya, sehingga besar kemungkinan ia mendapat proyek-proyek besar berikutnya. Sementara dengan statusnya sebagai "ayahnya", tentu tidak ada seorang pun yang akan menyangka bahwa ia adalah Master Planner dari rencana busuk itu. Bahkan tidak akan ada orang yang tahu karena hal itu akan diatur terjadi di dalam rumahnya.

Semenjak malam itu, beberapa kali Pak Baskoro mampir ke rumah Pak Samuel sekedar menikmati masakan bikinan Mbok Yem yang rasanya sesuai lidah Jawa seperti Pak Baskoro. Sari semakin kenal dekat dengan Pak Baskoro. Apalagi pada beberapa kesempatan, Pak Sam sengaja menarik diri sehingga ada banyak kesempatan mereka untuk saling bercakap-cakap sendiri.

Weekend saat itu, Pak Baskoro kembali datang ke rumah karena diundang makan malam oleh Pak Samuel. Saat ia sedang duduk bercakap-cakap dengan Pak Samuel, Sari keluar dari kamarnya. Ia mengenakan kaus tank-top ketat warna pink dengan belahan dada rendah serta celana sport putih pendek.

Lekukan atas payudaranya nampak jelas terbuka sementara payudaranya yang kecil tapi sexy terbungkus oleh bra dibalik kaus tank-top nya yang nampak menonjol. Ia memakai bra berwarna biru tua, terlihat dari tali bra di bahunya. Kontras sekali dengan kulitnya yang putih. Sementara celana pendeknya menampilkan sebagian besar pahanya yang putih mulus.

"Oom Baskoro hari ini nginap disini lagi ya? Sebentar ya Oom, Sari mau pake treadmill yang ada di kamar yang nanti Oom pake. Oom masih mau ngobrol sama papa dan nggak buru-buru mau masuk kamar khan?"
"Ini anak, bukannya olahraga dulu dari tadi. Khan papa tadi sudah bilang kalo Oom Baskoro mau datang hari ini. Jadi mengganggu orang yang ingin istirahat saja."
"Ooh, nggak apa-apa kok. Sari pake saja treadmill-nya dulu. Oom belum mau masuk ke kamar kok," kata Pak Baskoro dengan mata berbinar-binar.
"papa gimana sih. Tuh, Oom Baskoro aja nggak keberatan kok."
"Ya udah, kalau mau olahraga buruan sana."
"Kalau gitu kita ngobrol dulu aja. Nanti kita makannya sama-sama, tunggu Sari selesai olahraga. Apalagi biasanya habis olahraga khan jadi lapar."
"Iya, betul Oom. Ya udah Sari olahraga dulu ya," katanya sambil membalikkan badan. Nampak pantatnya menonjol dibalik celana putihnya yang super mini itu.

Sementara Sari berolahraga, kedua pria setengah baya itu ngomong ngalor-ngidul, mulai dari proyek-proyeknya, masalah mobil, uang, sampai, tentu saja, masalah cewek.

Setengah jam kemudian, Sari telah selesai berolahraga. Bajunya basah melekat ke tubuhnya yang penuh dengan keringat. Mukanya kemerahan. Dadanya naik turun karena napasnya terengah-engah.
"Wah, dari tadi ngobrol terus, ngobrolin apaan sih? Kok kayaknya asyik banget."
"papa ngomongin bisnis sama Oom Baskoro. Ayo, kamu mandi dulu, nanti kita makan bersama."
"Wah, habis olahraga nggak boleh langsung mandi. Sari ikutan ngobrol bentar ya. Supaya ngerti bisnis juga," kata Sari sambil duduk di samping Pak Samuel.
Sementara mereka bercakap-cakap, Pak Baskoro semakin berbinar-binar memandangi wajah cantik dan tubuh indah Sari yang basah oleh keringat itu.
Sampai tak lama kemudian, akhirnya Sari meninggalkan mereka untuk mandi.

Petang itu, mereka makan bersama. Saat itu Sari memakai baju rumahan dari kain yang halus dan tipis yang terdiri dari baju atasan dan rok dengan corak yang sama. Kali ini tentu ia memakai bra. Setelah ngobrol beberapa saat, akhirnya Pak Samuel mohon diri.
"Wah, sorry nih, friend, gua istirahat dulu ya. Kepala gua rada pusing nih. Ngobrolnya diterusin aja dulu. Sari, nanti kalo sudah selesai, suruh Mbok Yem beresin meja makan ya. Oom Baskoro adalah tamu kita malam ini, kalo dia perlu apa-apa, kamu bantu juga. papa mau masuk kamar dulu."
"Yah, papa. Padahal ngobrolnya lagi seru-serunya nih."
"Kepala papa lagi kumat peningnya. Ya udah kamu ngobrol dulu aja sama Oom Baskoro. Tapi nanti tidurnya jangan terlalu malam ya."

Malam itu…
Pak Baskoro tiduran di kamarnya. Pikirannya dipenuhi oleh Sari sampai-sampai penisnya menegang dengan keras. Yah, saat itu ia sedang terangsang hebat oleh Sari. Terutama setelah ia bercakap-cakap berduaan denganya.

Semenjak Pak Baskoro sering datang ke rumah, Sari menjadi semakin akrab dengannya. Akrab bukan dalam arti cinta namun lebih sebagai figur seorang ayah atau kakak laki-laki yang selama ini sangat kurang didapatkan dari ayahnya sendiri. Baginya, Pak Baskoro adalah orang yang bisa dipercaya, mempunyai pengalaman banyak, menyenangkan dan enak diajak bicara. Kini ia semakin akrab sehinga sering membahas hubungan dengan cowoknya kepadanya dan kini sentuhan-sentuhan fisik kecil disaat mereka berdua berinteraksi sudah bukan hal yang aneh lagi.

Namun bagi Pak Baskoro, hal itu tentu diartikan berbeda, karena pikirannya (seperti umumnya cowok) lebih berorientasi ke seks. Seringkali pikirannya bercabang, antara rasa respek terhadap temannya dan putrinya dengan hasrat seksual terhadap putri temannya itu. Hal itu membuatnya makin terobsesi terhadap Sari. Namun, sudah tentu ia tidak bisa mengatakan terus terang kepada Pak Samuel. Walaupun selama ini Pak Samuel selalu memenuhi keinginannya, namun tentu ia tidak akan mengorbankan kehormatan putrinya sendiri. Memikirkan kecilnya kemungkinan untuk itu, ia jadi semakin terobsesi untuk mendapatkannya.

Untuk menghilangkan keruhnya pikirannya itu, ia keluar dari kamarnya untuk berjalan-jalan. Saat itu seluruh ruangan sudah gelap. Lampu kamar Pak Samuel juga sudah gelap. Namun kamar Sari masih terang dan terdengar suara musik dari dalam. Terjadi pergolakan batin pada dirinya sebelum akhirnya setan di benaknyalah yang menang. Mumpung lampu kamarnya masih menyala, pikirnya, kalau nggak sekarang kapan lagi. Ia mengetuk pintu kamar Sari. Tak lama, Sari membuka pintunya. Ia masih memakai baju yang sama, namun ia tidak memakai bra.

"Sari, sorry ya. Sari belum tidur khan. Oom mau minta tolong, gimana ya cara jalanin treadmill. Besok pagi-pagi Oom mau olahraga juga," katanya mengada-ada.
"Ooh, gampang, Oom. Tinggal dinyalain aja tombol powernya, lalu timer dan kecepatannya di-set.
"Nah, itu yang Oom nggak gitu paham. Sari bisa tolong tunjukin sebentar."
"OK, Oom. Nggak masalah."

"Nah, gini nih, Oom. Cara pakainya."
(Sementara itu terdengar suara pintu kamar yang tertutup secara otomatis)
"Wah, terima kasih deh. Untung ada Sari yang ngajarin. Oom minta maaf ya ngeganggu Sari malem-malem."
"Ah, nggak apa-apa kok Oom. Sari juga masih belum tidur."
"Biasa Sari tidur jam berapa?"
"Nggak tentu Oom. Biasanya antara jam 12 – 1. Kadang Sari minta Mbok Yem mijitin. Kalo habis dipijitin gitu, badan jadi enak, jadi Sari tidur lebih cepat."
"Jadi malam ini tidur agak malam karena nggak dipijit Mbok Yem?"
"Nggak juga, Oom. Soalnya Sari masih ngecek email sambil dengerin musik. Tadi sebenarnya memang Sari pengin minta Mbok Yem pijitin. Tapi Sari lupa bilang tadi, gara-gara keasyikan ngobrol. Jadi Mbok Yem Keburu tidur. "

"Wah, Oom jadi nggak enak nih. Gara-gara ngobrol sama Oom, Sari jadi nggak bisa dipijitin sama Mbok Yem. Sebagai gantinya, gimana kalau sekarang Oom yang mijitin Sari?"
"Wah, nggak bisa Oom."
"Lho, kenapa?"
"Soalnya…soalnya, biasanya kalo dipijitin Mbok Yem, Sari nggak pake baju," katanya sambil tertunduk malu.

"Lho ya bajunya nggak perlu dibuka dong," katanya sambil memegang rambut Sari. "Oom cuman mau pijitin tangan dan punggung kamu sebentar aja kok. Soalnya Oom merasa nggak enak, gara-gara ngobrol sama Oom, kamu jadi nggak bisa dipijitin Mbok Yem. Cuman sebentar aja kok. Hitung-hitung, nebus kesalahan Oom tadi. Kalo nanti mau udahan, bilang aja sudah cukup gitu. OK? Oom nggak punya pikiran jahat sama Sari kok. Apa jangan-jangan Sari takut kalau sama Oom."
"Bukan gitu Oom. Sari bukannya takut Oom punya pikiran jahat. Tapi Sari nggak mau ngerepotin Oom."
"Ah, nggak kok. Oom nggak merasa direpotin. Ayuk, kamu duduk aja di sini," katanya sambil langsung mendorong Sari supaya duduk di ranjang.

Setelah Sari duduk di tepi ranjang, mulailah kedua tangan Pak Baskoro meremas-remas dengan lembut kedua bahu Sari dari belakang. Ia duduk di samping belakang Sari, sementara kedua tangannya terus meremas-remas bahunya. Paha Sari makin terlihat karena rok-nya makin terangkat naik karena duduk. Terciumlah aroma yang harum semerbak dari rambut dan tubuh Sari. Di dalam hati, Pak Baskoro mengucapkan mantera jampi-jampi yang didapat dari dukunnya yang dipercayai ampuh untuk menaklukkan hati wanita.

Mula-mula Sari agak tegang, tapi kelamaan ia rileks. Tambah suasana lampu kamar yang agak redup. Sampai-sampai ia memejamkan mata merasakan pijitan Oom Baskoro. Mengetahui dari body language Sari yang semakin rileks, tangan Pak Baskoro mulai berpindah-pindah, dari bahu ke pundak dan bergerak lagi ke punggung sampai seluruh bagian punggung Sari telah habis dijelajahinya.

Kedua tangannya sempat masuk ke balik bajunya, memijiti punggungnya, merasakan kulit punggungnya yang halus secara langsung tanpa ada tali bra yang melekat di punggungnya. Sari semakin larut terbuai sampai-sampai ia sedikit mendoyongkan tubuhnya ke belakang dan kepalanya. Sementara Pak Baskoro semakin berusaha mendekatkan tubuhnya ke tubuh Sari.

Satu mendoyongkan dirinya ke belakang. Satunya lagi memajukan dirinya ke depan, sampai akhirnya tubuh Sari tersandar sepenuhnya ke Pak Baskoro. Punggungnya betul-betul menempel ke dada om tua itu. Melihat itu, Pak Baskoro mendekatkan wajahnya ke rambut Sari, lalu mendekatkan kepalanya ke samping kepala Sari, sehingga pipinya menempel ke pipinya.

Pak Baskoro kini menciumi rambut Sari yang harum, lalu mencium belakang telinga, pipi bagian bawah, pipi bagian atas, mencium rambut di dekat telinganya. Sementara tangannya mulai turun ke bawah, meraba-raba seluruh bagian kedua tangan Sari, membelai rambutnya. Kemudian ia menggeser tubuh Sari dan tubuhnya sendiri, membuatnya kini berhadap-hadapan. Sari telah membuka matanya. Pak Baskoro mengecup kecil bibir Sari untuk mengetahui reaksi Sari. Melihat yang dicium diam saja, Pak Baskoro segera menciumi bibir Sari dengan hangat yang kemudian dibalasnya dengan hangat pula. Beberapa saat lamanya mereka berdua larut saling berciuman, saling berpagutan.

Kemudian tangan Pak Baskoro masuk ke dalam baju Sari, meraba-raba pinggang dan perutnya, namun tak lama kemudian kedua tangannya merayap naik ke atas untuk menyentuh payudaranya. Di dalam baju Sari, kedua telapak tangan Pak Baskoro bergerilya sampai akhirnya menempel ke payudara Sari, meraba-rabainya dan memainkan kedua putingnya yang berdiri tegak dan sensitif itu. Saat itu baju Sari telah setengah terbuka karena terbawa naik ke atas oleh gerakan tangan Pak Baskoro, sehingga bagian pinggang dan perutnya telah terbuka. Namun Sari sudah tidak mempedulikan itu karena kini ia hanya melenguh sambil memejamkan matanya.

Dengan mendorong keatas kedua tangannya yang telah berada di dalam baju Sari, secara otomatis baju Sari ikut terangkat pula sampai kini kedua payudaranya telah terbuka. Pak Baskoro meneruskan meloloskan bajunya keluar dari kedua tangan dan kepalanya sampai baju atasannya benar-benar terlepas dari badan Sari.

Pak Baskoro menjatuhkan baju itu ke lantai sementara matanya memandangi tubuh Sari yang setengah telanjang itu. Fokusnya tentu ke kedua payudara Sari yang walaupun tak begitu besar namun nampak begitu indah. Kedua putingnya yang mungil namun menonjol berdiri dengan tegak. Putingnya yang berwarna kemerahan nampak begitu segar dan kontras dengan kulitnya yang putih. Bagaikan ice-cream vanilla dengan dua buah ceri yang ditaruh diatasnya. Begitu menantang untuk dikulum dan dihisap-hisap. Dan itulah yang akan dilakukan Pak Baskoro.

Sari, yang sebelumnya tidak mau dipijit Pak Baskoro karena takut dibuka bajunya, kini malah dengan sukarela membiarkan bajunya dilepas oleh Pak Baskoro. Sementara Pak Baskoro kini menciumi bibir Sari yang merah, seperti merasakan nikmatnya strawberry yang masih segar. Setelah itu mulutnya turun ke bawah ke dada Sari. Mula-mula menjilati payudara putih Sari, kemudian menuju ke tengah melingkari putingnya.

Akhirnya dikulumnya bergantian kedua puting kemerahan milik Sari itu bagaikan mengemut buah ceri. Dan dimainkan lidahnya menggerak-gerakkan puting Sari yang sensitif itu di dalam mulutnya. Sari menjadi sangat terangsang sampai-sampai kini ia mulai mendesah-desah keenakan. Karena memang payudaranya apalagi bagian putingnya adalah bagian sensitifnya. Dan masih ditambah lagi kedua tangan Pak Baskoro yang meraba-raba punggungnya yang telah telanjang itu. Dengan cekatan, diam-diam Pak Baskoro membuka kancing di belakang rok Sari dan retsleting di bawahnya sebisanya sampai maksimal.

Disaat Pak Baskoro merebahkan diri di ranjang dan menarik kedua tangan Sari, sehingga tubuh Sari terbawa olehnya, melorotlah rok daster yang dikenakan Sari. Sehingga kini nampaklah celana dalam mini merah muda yang nampak kontras diantara kedua pahanya yang putih mulus dan serasi dengan warna kedua puting payudaranya.

Celana dalamnya yang mini pas menutupi bulu kemaluannya. Sementara Sari yang telah semakin terangsang menjadi semakin berani. Dilepasnya roknya yang telah melorot itu supaya tidak mengganggu gerakannya. Lalu sepasang tangannya yang mungil membuka tali pengikat baju tidur Pak Baskoro dan membukanya. Sehingga nampaklah kulit tubuh telanjang Pak Baskoro yang coklat sawo matang. Nampak tonjolan besar di balik celana dalamnya.

Kini giliran Sari yang mengambil inisiatif. Mulutnya yang mungil segera menuju mulut Pak Baskoro dan menciuminya dengan liar yang dibalas dengan tak kalah liarnya. Mereka berdua saling pagut memagut. Kemudian mereka melakukan french kissing sementara badan Sari kini menempel ke dada bidang Pak Baskoro.

Nampak kontras tubuh Sari yang putih mulus dengan rambut lurus sebahu warna hitam kecoklatan di atas tubuh Pak Baskoro yang sawo matang. Pak Baskoro boleh dikata termasuk jelek tampangnya. Namun badannya tegap dan dadanya bidang. Sehingga cukup kontras dengan tubuh Sari yang kecil dan langsing. Sementara perut Pak Baskoro termasuk langsing untuk ukuran pria seumurnya. Mungkin karena itu sehingga cewek seperti Sari tidak keberatan untuk bercinta dengan Pak Baskoro.

Setelah puas berciuman, Pak Baskoro melepas celana dalamnya sendiri sambil matanya tak lepas memandangi tubuh putih mulus Sari yang hampir telanjang bulat. Di depan matanya ia puas memandangi payudara Sari. Sementara dari bayangan kaca besar di meja rias, ia melihat punggung Sari yang telanjang yang putih mulus dengan rambut sebahu.

Penisnya yang besar telah berdiri dengan tegaknya. Maklumlah, melihat cewek secakep Sari telanjang, cowok mana yang tidak akan terangsang, apalagi dasar Pak Baskoro bandot tua yang memang penggemar daun muda seperti Sari begini. Sari nampak tersipu melihat penis Pak Baskoro yang berdiri tegak dengan ukurannya yang besar itu.

Penisnya disunat sehingga nampak kepalanya yang besar, sementara batangnya hitam dan berurat dan ditumbuhi bulu kemaluan yang lebat. Namun Pak Baskoro tak mempedulikan itu dan ia segera melepaskan celana dalam Sari. Nampak bulu-bulu kemaluannya yang tak terlalu lebat namun indah itu. Sehingga kini keduanya telah telanjang bulat. Ternyata celana dalam Sari telah basah.

Mereka berpindah posisi. Ditidurkannya Sari dan kedua kakinya dibuka lebar-lebar. Nampaklah vagina dan klitoris gadis muda belia itu. Inilah makanan lezat kesukaan Pak Baskoro. Segera tangannya dimainkan di wilayah paling sensitif dan paling rahasia dari Sari, vaginanya diraba-raba dan dirangsang kemudian jarinya dengan lihainya memainkan klitoris Sari.

Lidahnya menjilati vagina dan klitoris Sari. Tidak terhadap sembarang cewek Pak Baskoro mau melakukan ini. Hanya terhadap cewek yang dirasanya bersih dan high class sajalah ia mau melakukan ini.

Untuk Sari, ia sama sekali tak berkeberatan. Karena adalah suatu kebanggaan tersendiri untuk berbuat begitu terhadap gadis yang cantik dan baik-baik seperti Sari. Ditambah lagi faktor bahwa gadis muda belia di depannya ini adalah putri temannya sendiri. Tentunya adalah suatu sensasi dan prestasi tersendiri untuk bisa bercinta dengan putri teman baiknya di balik punggungnya. Pak Baskoro adalah orang yang sudah sangat berpengalaman dalam hal sex, sehingga tanpa kesulitan ia bisa menemukan G-spot Sari dan kemudian merangsangnya dengan hebat.

Sehingga, Sari yang sebelumnya telah basah, kini dibuatnya semakin basah kuyup. Membuatnya kini mendesah-desah keenakan dan tubuhnya menegang. Sampai-sampai kini kedua kakinya menjepit kepala Pak Baskoro yang dengan dijepit begitu menjadi semakin hebat menjilati seluruh bagian sensitif vagina Sari. Akhirnya ia mengalami orgasme hebat dengan sambil mendesah-desah mengeluarkan suara-suara nada tinggi. Membuat seprei di sekitar vaginanya menjadi ikutan basah.

Setelah dipuaskan, kini giliran Sari "membalas budi". Ia mengesek-gesekkan punggung Pak Baskoro yang tidur telungkup dengan tubuhnya sendiri. Payudaranya digunakan untuk "memijiti" punggung Pak Baskoro. Pak Baskoro merasakan enaknya saat ujung payudara Sari menyentuh badannya. Dadanya yang putih mulus bergesek-gesek dengan punggung Pak Baskoro yang hitam. Bulu-bulu vaginanya juga menggelitik bagian pantat dan paha Pak Baskoro. Sementara Sari juga merasa kegelian terutama di bagian sekitar pahanya yang bergesekan dengan paha Pak Baskoro yang berbulu lebat.

Pak Baskoro membalikkan badan dan tidur telentang. Penisnya yang hitam besar berdiri dengan gagahnya. Sari kembali menggunakan payudaranya untuk "memijiti" muka Pak Baskoro yang bereaksi dengan menjilati dan mengecupi payudara Sari. Tangan Sari yang halus kemudian memegang penis Pak Baskoro dan mulai mengocoknya. Setelah itu dijepitnya penis Pak Baskoro yang hitam diantara kedua payudaranya yang putih dan menggesek-gesekkannya.

Bagi Pak Baskoro, sungguh enak sekali rasanya penisnya dijepit dan digesek-gesek diantara payudara Sari. Apalagi sesekali kepala penisnya membentur dagu Sari. Saking enaknya sampai-sampai ia hampir mengalami ejakulasi. Untung sekali ia adalah pria yang punya pengalaman tinggi. Sehingga ia bisa menahan gejolak nafsunya supaya tidak ejakulasi prematur. Tentu adalah suatu kerugian besar kalau ia tidak dapat menikmati tubuh Sari.

Setelah mengatur gejolak nafsunya menjadi stabil kembali, Pak Baskoro mulai mengambil inisiatif lagi. Setelah hampir dibuatnya ejakulasi prematur, kini saatnya untuk "memberi pelajaran" kepada gadis ini.

Ditidurkan Sari telentang di ranjang. Kedua kakinya dibuka lebar-lebar. Didekatkan penisnya ke vagina Sari yang terbuka dengan bebas itu. Kemudian didorongnya penisnya masuk ke dalam vaginanya. Agak seret memang tapi akhirnya, bleesss, penisnya berhasil masuk ke dalam sampai akhirnya seluruhnya masuk ke dalam vagina gadis belia ini. Sejenak ia berhenti untuk merasakan betapa bergelora hatinya karena telah berhasil menyetubuhi Sari, anak gadis Pak Samuel kroninya itu.

Sungguh hari itu adalah hari hoki baginya. Segera setelah itu ia mengocok penisnya di dalam vagina Sari, merasakan nikmatnya jepitannya yang rapat. Sementara Sari juga mendesah-desah merasakan nikmatnya penis Pak Baskoro yang perkasa menembus dan mengocok vaginanya. Apalagi sambil memompa Sari, kedua puting Sari yang kemerahan itu dijilatinya dan dikenyot-kenyotnya.

Lalu Sari disetubuhinya dalam posisi doggy style. Dikocoknya penisnya di dalam vagina Sari sampai-sampai seluruh tubuh Sari dibuatnya berguncang-guncang. Sari rasanya seperti seluruh tubuhnya digedor-gedor! Tak hanya itu, sekujur punggung dan pinggang mulus Sari diraba-rabanya dan tak lupa payudaranya diremas-remasnya.

Dari doggy style, kembali Sari ditelentangkan. Namun satu kakinya diangkat ke atas bahunya. Setelah itu, kembali disetubuhinya Sari dengan heboh sampai bagaikan terjadi gempa bumi setempat. Sementara Sari dibuatnya mendesah-desah sambil berteriak-teriak. Setelah itu, dimiringkan tubuh Sari, satu kakinya diangkat, dan kembali ditembusnya dan dikocoknya vagina Sari secara miring dengan penisnya yang hitam perkasa itu. Kembali mereka berganti posisi lagi. Ditelentangkannya Sari, kedua kakinya diangkat dan dibuka lebar-lebar dan lagi-lagi dimasukkan dan dimainkannya penisnya ke dalam vagina yang terbuka lebar itu.

Karena terus menerus dikocok-kocok dan digedor-gedor dalam posisi yang berbeda-beda begitu, apalagi masing-masing posisi durasinya cukup lama, lama-lama Sari merasa nggak tahan juga. Ia meminta Pak Baskoro untuk tidur telentang. Kini giliran dia yang "berolahraga".

Ia duduk di atas Pak Baskoro. Dimasukkannya penis Pak Baskoro ke dalam vaginanya kemudian digoyangnya tubuhnya naik turun sambil mendesah-desah. Payudaranya meski kecil namun bisa naik turun mengikuti gerakan tubuhnya. Badannya jadi basah berkeringat. Rambutnya agak awut-awutan. Kedua tangan Pak Baskoro langsung merengkuh payudaranya dan meraba-rabainya, memainkan kedua putingnya dengan jari-jemarinya.

Sari makin cepat gerakannya dan desahannya juga makin cepat dan pendek-pendek, sampai akhirnya datanglah orgasmenya yang kedua malam itu. Setelah itu gerakannya makin lama makin pelan sampai akhirnya ia melepaskan diri dari Pak Baskoro dan merebahkan diri ke dada Pak Baskoro. Tubuhnya terkulai lemas. Napasnya terengah-engah. Badannya telah basah oleh keringat. Padahal kamar itu ber-AC.

Demikianlah Sari yang sorenya berkeringat karena olahraga lari di tempat, malamnya di dalam kamar yang sama ia kembali berkeringat karena "olahraga duduk di tempat". Namun bedanya kali ini ia merasa puas sekali.

"Aduuh, Oom. Badan Sari jadi lemas sekali. Tapi Sari suka banget deh."
"Oom juga suka, sayang," kata Pak Baskoro sambil membelai-belai rambut Sari.

Namun, ternyata Pak Baskoro masih belum "mati". Dan Sari baru tersadar akan hal itu setelah merasakan penis Pak Baskoro masih menegang.
"Lho, Oom masih belum selesai," serunya, rupanya ia kaget juga akan keperkasaan Pak Baskoro, meski usianya sudah kepala empat.
"Sini, biar kini giliran Sari yang muasin Oom," kata Sari.
Tahu akan maksud Sari, Pak Baskoro segera berdiri di atas ranjang. Kemudian Sari sambil berlutut di depannya dan menghadap Pak Baskoro, melakukan oral seks. Dengan mulutnya yang mungil, dikulumnya penis Pak Baskoro, diemut-emutnya dan dijilatinya, terutama kepala penisnya yang disunat itu yang nampak besar.
"OOH, Sari. Oooh. Teruskan sayang," katanya sambil kedua tangannya memegang kepala Sari dan ikut menggerak-gerakkan kepalanya. .
Rupanya Sari termasuk jago nyepong juga sampai-sampai akhirnya Pak Baskoro tak dapat menahan lagi.
"Oooh, Sari, Oom sudah nggak tahan. Oom mau keluar di depan aja."
Kemudian Sari melepaskan kulumannya sementara tangannya mengocok-ngocok penis Pak Baskoro yang masih sangat dekat dengan wajahnya.
Namun hanya selang satu atau dua detik saja, akhirnya….
"Ooohh, croottt, ahhhh, croot croot, ahhhhh, crot crot crot, ahhhh, ahhhhhhhhh."

Sperma Pak Baskoro keluar dengan volume yang sangat banyak dengan tekanan yang kuat sampai makin lama makin lemah. Sehingga spermanya membasahi berbagai tempat di wajah Sari. Bahkan ada pula yang mendarat di rambutnya. Sebagian ada yang menempel di bibirnya. Tangan Sari masih tetap mengocok penisnya menguras seluruh isinya. Setelah itu dijilati penisnya yang penuh dengan sperma itu sampai akhirnya jadi licin bersih. Sehingga ada sperma yang tertelan olehnya.

Sementara sperma yang sebelumnya mendarat di wajahnya mulai mencair sehingga kini ada beberapa "anak sungai" mengalir turun ke bawah, membasahi leher dan dadanya. Ada yang alirannya kuat, ada pula yang lemah. Ada juga "air terjun" yang begitu sampai ke bagian bawah pipinya langsung jauh ke dada. Ada aliran "anak sungai" yang mengalir pas sampai ke putingnya. Tangan kanannya yang dipakai mengocok penis Pak Baskoro juga basah oleh sperma, terutama ibu jari dan telunjuknya. Jarinya itu dilapkan ke tubuhnya. Sehingga kini bagian dadanya menjadi basah dan agak mengkilap karena sperma Pak Baskoro.

Pak Baskoro benar-benar puas malam itu. Seluruh spermanya benar-benar terkuras habis. Sampai-sampai badannya lemas. Namun ia masih sempat berbincang-bincang dengan Sari.
"Aduh, Sari. Kamu benar-benar bikin Oom jadi lemas sekarang. Gila juga kamu ya. Oom nggak pernah nyangka kamu yang masih muda dan kelihatannya alim gini kok bisa seliar ini. Belum pernah Oom ngalami yang kayak gini. Iiih, coba lihat sekarang kamu jadi belepotan gini," kata Pak Baskoro merasa surprise ternyata Sari yang tampangnya alim itu ternyata bisa seliar ini. Padahal dalam hati ia bangga juga bisa menikmati dan mendapat service luar biasa dari cewek seperti Sari gini.
"Sari juga nggak pernah sampai basah semua kayak gini. Oom tadi ngomongnya tiba-tiba sih trus langsung keluar lagi. Begitu keluar ya udah tanggung, diterusin aja. Tapi… ihh, kok keluarnya banyak sekali sih, Oom," kata Sari sambil tersipu.
"Hahaha. Soalnya Oom terangsang banget sih sama kamu. Habis kamu betul-betul hot banget tadi. Kamu benar-benar jago nyepong penis. Apalagi sebelumnya Oom nggak pernah mikir bisa make love sama gadis secantik dan se-sexy Sari gini."
"Idiih, Oom, bikin Sari malu aja", katanya sambil mukanya memerah, "Sari juga nggak mikir bakalan sampai begini. Abis tadi Oom romantis banget sih," katanya.
"Tapi tadi gimana, kamu enjoy nggak? Kapan mau gini lagi?"
"Iih, Oom genit deh nanyanya kaya gitu," kata Sari sambil mukanya makin memerah. Di dalam hati ia sangat menikmati permainan dan keperkasaan Pak Baskoro. Memang sebelum ini ia sudah tidak perawan. Ia telah seringkali make love dengan cowoknya dan juga mantan-mantannya. Namun pengalamannya dengan Pak Baskoro inilah yang terhebat yang pernah didapatnya.

Tak lama kemudian, Sari balik ke kamarnya dan ia langsung mandi membersihkan badannya. Karena badannya dan bajunya jadi basah serta lengket-lengket dan bau gara-gara sperma Pak Baskoro yang ada di tubuhnya. Setelah selesai mandi, badannya menjadi harum kembali. Kemudian tidurlah ia dengan nyenyaknya sambil bermimpi indah.

Sementara Pak Baskoro juga tak lama kemudian tertidur lelap dengan hati gembira dan rasa bangga yang tak terkira.

Esok paginya, seperti telah diduga, Pak Baskoro dan Sari bangun kesiangan. Setelah itu mereka bertiga makan pagi bersama tanpa menyinggung-nyinggung kejadian malam sebelumnya.

Tak berapa lama setelah peristiwa hari itu, Pak Samuel dengan mulus memenangkan proyek yang diincarnya. Bahkan sejak itu Pak Baskoro menjadikan Pak Samuel sebagai "favoritnya" dan selalu memenangkan proyek-proyek besar. Rupanya kini Pak Baskoro memilih untuk menunggang satu saja, yaitu "menunggang" Sari. Pak Samuel menjadi semakin kaya saja sekaligus berhasil melakukan balas dendam yang manis atas penipuan terhadap dirinya itu. Dan tentu, yang terakhir ini akan tetap menjadi rahasia di dalam keluarganya yang tidak akan dibocorkannya.

Pak Baskoro, jelas mendapat keuntungan lain yang tak dapat dinilai dengan uang, disamping upeti dari Pak Samuel tetap mengalir terus seperti biasa. Sejak saat itu, ia jadi makin sering datang dan menginap di rumah Pak Samuel, tentu tujuan utamanya bukan untuk menikmati masakan Mbok Yem di meja makan, melainkan menikmati layanan Sari di tempat tidur. Dan Pak Samuel benar-benar menutup mata dan pura-pura tidak tahu akan hal itu. Sehingga ia menjadi semakin leluasa menjalin hubungan gelapnya dengan Sari tanpa ada resiko skandalnya ini bakal bocor.

Sementara Sari kini semakin banyak mendapatkan uang jajan dari ayahnya. Sehingga ia bisa shopping lebih banyak dan semakin berhura-hura dengan teman-temannya. Selain itu, ia juga mendapatkan "nafkah batin" dengan kepuasan tiada tara dari Pak Baskoro.

Walau pun berbeda usia, tapi ia tidak peduli, sebab telah merasakan kehebatan Pak Baskoro di ranjang yang belum ia dapatkannya dari cowok lain seumuran dirinya. Ia tidak berkeberatan untuk tidur sekali lagi dengan Pak Baskoro, apalagi tiap hari. Mereka leluasa melakukan di rumah tanpa diketahui siapa pun, termasuk papanya (dalam sangkaannya). Sehingga ia tak perlu takut rahasia ini bakal terbongkar yang tentu akan merusak citranya sebagai anak gadis.

Demikianlah, sebuah skandal terselubung yang terus berlanjut dan berlanjut walaupun di permukaan seolah tak terjadi apa-apa dan tidak ada seorang pun yang membicarakannya. Dengan semuanya bersikap "tahu sama tahu tapi pura-pura tidak tahu", pada akhirnya masing-masing orang semuanya mendapatkan keuntungan, bukan hanya satu namun keuntungan ganda. (cerita bapak)

-TAMAT-

Tidak ada komentar: