Senin, 22 September 2014

Selingkuh dengan Pak Hartono yang Gagah

Pak Hartono, pria berusia 58 tahun itu adalah teman suamiku. Dia merupakan tetangga perumahan yang rumahnya tak jauh dari rumah kami. Meski usianya sudah tua, namun dia merupakan pria yang menjadi idamanku. Aku sering bermimpi bisa tidur dengannya.

Kenalkan, aku sendiri baru berumur 28 tahun, atau lebih muda 3 tahun dari suamiku, Edwin namanya.

Suamiku dan Pak Hartono sering pergi main golf bersama. Bahkan, pria macho, ganteng dan gagah serta bertubuh tinggi, seksi dan berkumis lebat itu sering bertandang ke rumahku untuk menjemput suamiku. Dia selalu menyapaku dengan senyuman khas. Sorotan matanya yang tajam, seperti akan menelanjangi diriku.

Sejujurnya aku merasakan sesuatu yang aneh pada diriku. Meski telah menikah 2 tahun lalu dengan suamiku Edwin, aku merasakan ada suatu getaran dilubuk hatiku jika ditatap Pak Hartono. Suatu hari suamiku pergi keluar kota selama 4 hari.

Di hari Minggu, Pak Hartono datang ke rumahku dengan maksud hati ingin mengajak suamiku bermain golf. Saat itu, pria setengah abad itu memakai hot pant ketat dan kaos diatas perut. Dan terlihat dia sangat seksi dimataku.

Saat aku buka pintu, dia terpana melihat liku liku tubuhku yang seksi tercetak jelas di kaos dan celana pendekku yang serba ketat itu. Darahku berdesir merasakan tatapannya yang tajam itu. Kukatakan padanya suamiku keluar kota sejak 2 hari lalu, dia hanya diam terpaku dengan senyumannya yang khas tidak terlihat adanya kekecewaan diraut mukanya.

"Dek Putri mau tidak gantiin suamimu, main golf dengan saya," kata Pah Hartono yang merupakan figure yang cukup 'gentleman'.

"Cepetlah ganti pakaian, biar aku tunggu disini dek Putri," kata dia. Herannya aku semangat berlari ke kamarku untuk mengganti pakaian.

Pak Hartono kagum melihatku di depan pintu "Ayo Pak, aku sudah siap," Pak Hartono hanya melongo melihat pakaianku. Jakunnya terlihat naik turun.

Aku sangat lemas karena kelelahan. Aku hanya bisa duduk di rumput lapangan golf. Pak Hartono menghampiriku dan mengajakku pulang. Setibanya di rumah, ku ajak Pak Hartono masuk ke rumah. Dia terlihat sangat senang.

Badanku yang lemas dipapah Pak Hartono ke kamarku. Dibantunya aku duduk di ranjang. Dengan manja kuminta bapak itu mengambilkan aku minuman di dapur, dan dia pun mau.

Sesuai mengambilkan minuman, Pak Hartono  kembali ke kamar mendapatkan aku telah melepas sweater dan sedang memijat betisku sendiri. Posisi kakiku menarik celana trainingku hingga pahaku yang juga putih mulus sehingga terbuka dan menggoda matanya.

Aku yang sudah bernafsu menggeser posisiku mendekatinya. Aku beranikan diri untuk mencium pipi suami orang yang seharusnya pantas jadi bapakku. Pak Hartono terkejut, namun dia tak menghindar. Bahkan dia menggerakan wajahnya sehingga bibir kami menyatu. Dia mencium bibirku dengan ganasnya.

Kami saling menghisap bibir. "Pak...!!" kataku lirih. Dia menatapku tajam beberapa saat. Dan kembali mencium bibirku yang sedang merekah. Pak Hartono bahkan menghisap lidahku dan ciumannya semakin bertambah panas dan bergairah.

Ciuman dan hisapan berlanjut terus, sementara tangan Pak Hartono mulai beralih dari betisku, merayap ke pahaku dan membelainya dengan lembut. Darahku semakin berdesir. Mataku terpejam. Entah bagaimana pria bukan suamiku ini bisa menyentuh ragaku selembut ini, semakin kupejamkan mataku semakin melayang perasaanku, dan menikmati kelembutan yang memancing gairah ini.

Kembali Pak Hartono yang melepas bibirnya dari bibirku. Namun kali ini, dengan lembut namun tegas, dia mendorong tubuhku sambil satu tangannya masih terus membelai pahaku, membuat kedua tanganku yang menahanku pada posisi duduk tak kuasa melawan dan akupun terbaring pasrah menikmati belaiannya, sementara ia sendiri membaringkan tubuhnya miring di sisiku.

Bapak gagah ini mengambil inisiatif mencium bibirku kembali, yang serta merta kubalas dengan hisapan pada lidahnya. Mungkin saat itu gairahku semakin menggelegak akibat tangannya yang mulai beralih dari pahaku ke selangkanganku, membelai barang milikku yang paling sensitif yang masih terbalut celana dalam itu dengan lembut namun pasti.

"Mmhh.. Pak Hartono.. Enakkk..," desahku. Dia mulai berani menarik blousku hingga terlepas dari jepitan rokku dan diloloskan dari kepalaku. Buah dadaku yang montok dan puting susuku membayang menggoda dari BH-ku yang tipis dan seksi, membuat pria tua ini semakin penasaran.

Dia kembali mencium bibirku. Kali ini lidahnya mulai berpindah-pindah ke telinga dan leherku, untuk kembali lagi ke bibir dan lidahku.

Permainannya yang lembut dan tak tergesa-gesa ini membuatku terpancing menjadi semakin bergairah, sampai akhirnya ia mulai memainkan tangannya meraba-raba dadaku dan sesekali menyelipkan jarinya ke balik BH menggesek-gesek putingku yang saat itu sudah tegak mengacung. Tanpa kusadari aku mulai memainkan kaos bajunya, dan setelah bajunya kusingkap terlihat tampilan otot di tubuhnya. Aku melihat dada bidang dan kekar, serta perut sixpacknya di depan mataku. Tak lama ia pun memutuskan untuk mengalihkan godaan bibirnya ke buah dadaku yang masih terbalut BHku.

Diciumi buah dadaku sementara tangannya merogoh ke balik punggungku untuk melepas kait BH-ku. Sama sekali tidak ada protes dariku iapun melempar BH-ku ke lantai sambil tidak buang waktu lagi mulai menjilati putingku yang memang sudah menginginkan ini dari tadi. "Ooohh.. sshh.. aachh.. Pak Har.." desahku begitu lidahnya yang basah menggesek putingku yang terasa sangat peka.

Pak Hartono menjilati dan menghisap dada dan putingku di sela-sela desah dan rintihku yang sangat menikmati gelombang rangsangan demi rangsangan yang semakin lama semakin menggelora ini, "..Oooh Pak Hartono suuddhaah..!!" namun Pak Hartono terus saja merangsangku bahkan tangannya mulai melepas celananya, sehingga kini dia benar-benar telanjang bulat. Penisnya yang besar dan berotot mengacung tegang, karuan aku terbelalak melihatnya, besar dan perkasa lebih perkasa dari penis suamiku, vaginaku tiba tiba berdenyut tak karuan.

Tak kupikirkan akibat dari keisenganku tadi yang hanya ingin mencium pipinya saja sekarang sudah berlanjut sedemikian jauh.

Pak Hartono melepas putingku lalu bangkit berlutut mengangkangi betisku. Ia menarik rokku dan membungkukkan badannya menciumi pahaku. Kembali bibirnya yang basah dan lidahnya yang kasar menghantarkan rangsangan hebat yang merebak ke seluruh tubuhku pada setiap sentuhannya di pahaku. Apalagi ketika lidahnya menggoda selangkanganku dengan jilatannya yang sesekali melibas pinggiran CD ku, semili lagi menyentuh bibir vaginaku. Yang bisa kulakukan hanya mendesah dan merintih pasrah melawan gejolak birahi, rasa penasaranku menginginkan lebih dari itu tapi akal sehatku masih menyatakan bahwa ini perbuatan yang salah.

Akhirnya, dengan menyibakkan celana dalamku, Pak Hartono mengalihkan jilatannya kerambut kemaluanku yang telah begitu basah penuh lendir birahi. "Nggaahh.. Pak Har...." panggilku saat lidahnya melalap vaginaku.

Kini kami sama-sama telanjang bulat. Tubuh kekar berotot Pak Hartono berlutut di depanku. Lobang vaginaku terasa panas, basah dan berdenyut-denyut melihat batang penisnya yang tegang besar kekar berotot berbeda dengan punya suamiku yang lebih kecil. Oohh..betul betul luar biasa napsu birahiku makin mengebu gebu. Entah mengapa aku begitu terangsang melihat batang kemaluan yang bukan punya suamiku.Oooh begitu besar dan perkasa, pikiranku bimbang karena aku tahu sebentar lagi aku akan disetubuhi oleh sahabat suamiku, anehnya gelora napsu birahiku terus mengelegak.

Kupasrahkan diriku ketika Pak Hartono membuka kakiku hingga mengangkang lebar lebar, lalu Pak Hartono menurunkan pantatnya dan menuntun penisnya ke bibir vaginaku. Kerongkonganku tercekat saat kepala penis Pak Hartono menembus vaginaku."Hngk! Besaar..sekalii.. Pak.." Walau telah basah berlendir, tak urung penisnya yang demikian besar kekar berotot begitu seret memasuki liang vaginaku yang belum pernah merasakan sebesar ini, membuatku menggigit bibir menahan kenikmatan hebat bercampur sedikit rasa sakit.

Tanpa terburu-buru, Pak Hartono kembali menjilati dan menghisap putingku yang masih mengacung dengan lembut, kadang menggodaku dengan menggesekkan giginya pada putingku, tak sampai menggigitnya, lalu kembali menjilati dan menghisap putingku, membuatku tersihir oleh kenikmatan tiada tara, sementara setengah penisnya bergerak perlahan dan lembut menembus vaginaku. Ia menggerak-gerakkan pantatnya maju mundur dengan perlahan, memancing gairahku semakin bergelora dan lendir birahi semakin banyak meleleh di vaginaku, melicinkan jalan masuk penis berotot ini ke dalam liang kenikmatanku tahap demi tahap.

Lidahnya yang kasar dan basah berpindah-pindah dari satu puting ke puting yang lain, membuat kepalaku terasa semakin melayang didera kenikmatan yang semakin bergairah. Akhirnya napsu birahikulah yang menang laki laki perkasa ini benar benar telah menyeretku kepusaran kenikmatan menghisap seluruh pikiran jernihku dan yang timbul adalah rangsangan dahsyat yang membuatku ingin mengarungi permainan seks dengan sahabat suamiku ini lebih dalam.


"Ouuch.. sshh.. aachh.. teruuss.. Pakkkk.. masukin penismu yang dalaam Pak..!! oouch.. niikmaat.. Pak..!! Baru kali ini lobang vaginaku merasakan ukuran dan bentuk penis besaar dan perkasaa. Seluruh rongga vaginaku terasa penuh dan begitu nikmatnya digesek batang penisnya yang keras dan besaar.

Akhirnya seluruh batang penisnya yang kekar besar tertelan oleh lobang kenikmatanku. Dia memberiku kenikmatan hebat, seakan bibir vaginaku dipaksa meregang, mencengkeram otot besar dan keras ini. Melepas putingku, Pak Hartono mulai memaju-mundurkan pantatnya perlahan, "..oouch.. niikmaat.. heeruu..!!" aku pun tak kuasa lagi untuk tidak merespon kenikmatan ini dengan membalas menggerakan pantatku maju-mundur dan kadang berputar menyelaraskan gerakan pantatnya, dan akhirnya napasku semakin tersengal-sengal diselingi desah desah penuh kenikmatan.


"Shhhh.. sshh.. hh.. Pak Har.. oohh ..suungguuhh.. niikmmaat sayangghh.." Pak Hartono membalas dengan pertanyaan "Ohh.. Dek Putri nikmatan mana dengan penis suamimu..?" otakku benar benar terhipnotis oleh kenikmatan yang luar biasa..! jawabanku benar benar diluar kesadaranku "Ohh ssh Pak Hartono, penismu besaar sekalii..! jauh lebih nikmaat ..!!

Pak Hartono makin gencar melontarkan pertanyaan aneh aneh, "..hh..Dek Putri lagi diapain memekmu sama kontolnya Pak Hartono..?" aku bingung menjawabnya, "Bilang lagi dientot..!" Pak Hartono memaksaku untuk mengulangnya, tapi dasar aku lagi terombang ambing oleh buaian birahi akupun tidak malu malu lagi mengulangnya "hh.. hh.. sshh.. mmhh..lagi dientot sayaang.."

Terus menerus kami saling memberi kenikmatan, sementara lidah Pak Hartono kembali menari di putingku yang memang gatal memohon jilatan lidah kasarnya. Aku benar benar menikmati permainannya sambil meremas-remas rambutnya. Rasa kesemutan berdesir dan setruman nikmat makin menjadi jadi merebak berpusat dari vagina dan putingku, keseluruh tubuhku hingga ujung jariku. Kenikmatan menggelegak ini merayap begitu dahsyat sehingga terasa seakan tubuhku melayang. Penisnya yang dahsyat semakin cepat dan kasar menggenjot vaginaku dan menggesek-gesek dinding vaginaku yang mencengkeram erat.

Hisapan dan jilatannya pada putingku pun semakin cepat dan bernapsu. Aku begitu menikmatinya sampai akhirnya seluruh tubuhku terasa penuh setruman birahi yang intensitasnya terus bertambah seakan tanpa henti hingga akhirnya seluruh tubuhku bergelinjang liar tanpa bisa kukendalikan saat kenikmatan gairah ini meledak dalam seluruh tubuhku. Desahanku sudah berganti dengan erangan erangan liar kata kataku semakin vulgar. "Ahh.. Ouchh.. entootin terus sayaang.. genjoott.. habis memekku..!! genjoott.. kontolmu sampe mentok..!!" Ooohh.. Pak.. bukan maiin.. eennaaknyaa.. ngeentoot denganmu..!!".

Mendengar celotehanku, Pak Hartono yang kalem berubah menjadi semakin beringas seperti banteng ketaton dan yang membuat aku benar benar takluk adalah staminanya yang bukan main perkasaa, tidak pernah kudapatkan seperti ini dari suamiku.

Aku benar benar sudah lupa siapa diriku yang sudah bersuami ini, yang aku rasakan sekarang adalah perasaan yang melambung tinggi sekali yang ingin kunikmati sepuas puasnya yang belum pernah kurasakan dengan suamiku. Pak Hartono mengombang ambingkan diriku di lautan kenikmatan yang maha luas, seakan akan tiada tepinya.

Akhirnya aku tidak bisa lagi menahan gelombang kenikmatan melanda seluruh tubuhku yang begitu dahsyatnya menggulung diriku "Ngghh.. nghh .. nghh.. Pak Hartono.. Akku mau keluaar..!!" pekikanku meledak menyertai gelinjang liar tubuhku sambil memeluk erat tubuhnya mencoba menahan kenikmatan dalam tubuhku, Pak Hartono mengendalikan gerakannya yang tadinya cepat dan kasar itu menjadi perlahan sambil menekan batang kemaluannya dalam dalam dengan memutar mutar keras sekalii.. Clitorisku yang sudah begitu mengeras habis digencetnya. "..aacchh.. Pak Hartono.. niikmaat.. tekeen.. teruuss.. itilkuu..!!"

Ledakan kenikmatan orgasmeku terasa seperti 'forever' menyemburkan lendir orgasme dalam vaginaku, kupeluk tubuh Pak Hartono erat sekali wajahnya kuciumi sambil mengerang mengerang dikupingnya sementara Pak Hartono terus menggerakkan sambil menekan penisnya secara sangat perlahan, di mana setiap mili penisnya menggesek dinding vaginaku menghasilkan suatu kenikmatan yang luar biasa yang kurasakan dalam tubuhku yang tidak bisa kulontarkan dengan kata kata.

Beberapa detik kenikmatan yang terasa seperti 'forever' itu akhirnya berakhir dengan tubuhku yang terkulai lemas dengan penis Pak Hartono masih di dalam vaginaku yang masih berdenyut-denyut di luar kendaliku. Tanpa tergesa-gesa, Pak Hartono mengecup bibir, pipi dan leherku dengan lembut dan mesra, sementara kedua lengan kekarnya memeluk tubuh lemasku dengan erat, membuatku benar-benar merasa aman, terlindung dan merasa sangat disayangi. Ia sama sekali tidak menggerakkan penisnya yang masih besar dan keras di dalam vaginaku. Ia memberiku kesempatan untuk mengatur napasku yang terengah-engah.

Setelah aku kembali "sadar" dari ledakan kenikmatan klimaks yang memabukkan tadi, aku pun mulai membalas ciumannya, memancing Pak Hartono untuk kembali memainkan lidahnya pada lidahku dan menghisap bibir dan lidahku semakin liar. Sekarang aku tidak canggung lagi bersetubuh dengan teman suamiku ini. Gairahku yang sempat menurun tampak semakin terpancing dan aku mulai kembali menggerak-gerakkan pantatku perlahan-lahan, menggesekkan penisnya pada dinding vaginaku. Respon gerakan pantatku membuatnya semakin liar dan aku semakin berani melayani gairahnya yang memang tampaknya makin liar saja.

Genjotan penisnya pada vaginaku mulai cepat, kasar dan liar. Aku benar-benar tidak menyangka bisa terangsang lagi. Pak Hartono memberiku pengalaman baru walau sudah mengalami klimax yang maha dahsyat tadi tapi aku bisa menikmati rangsangannya lagi oleh genjotan penisnya yang semakin bernapsu, semakin cepat, semakin kasar, hingga akhirnya ledakan lendir birahiku menetes lagi bertubi-tubi dari dalam vaginaku.

Lalu Pak Hartono memintaku untuk berbalik, ooh ini gaya yang paling kusenangi "doggy style" dengan gaya nungging aku bisa merasakan seluruh alur alur batang kemaluan suamiku dan sekarang aku akan merasakan batang yang lebih besar lebih perkasa oohh..! dengan cepat aku berbalik sambil merangkak dan menungging kubuka kakiku lebar, kutatap mukanya sayu sambil memelas.

"Pak..masukin kontol gedemu dari belakang kelobang memekku.." Pak Hartono pun menatap liar dan yang ditatap adalah bokongku yang sungguh seksi dimatanya, bongkahan pantatku yang bulat keras membelah ditengah dimana bibir vaginaku sudah begitu merekah basah dibagian labia dalamku memerah mengkilat berlumuran lendir birahiku mengintip liang kenikmatanku yang sudah tidak sabar ingin melahap batang kemaluannya yang sungguh luar biasa itu.

Sambil memegang batang penisnya disodokannya ketempat yang dituju ”Bleess.." ..Ooohh.. Pak Har.. teruss.. Pak.. yang.. dalaam..!! mataku mendelik merasakan betapa besaar dan panjaang batang penisnya menyodok liang kenikmatanku, urat urat kemaluannya terasa sekali menggesek rongga vaginaku yang menyempit karena tertekuk tubuhku yang sedang menungging ini. Hambatan yang selalu kuhadapi dengan suamiku didalam gaya 'doggy style' ini adalah pada waktu aku masih dalam tahap 'menanjak' suamiku sudah terlalu cepat keluar, suamiku hanya bisa bertahan kurang dari dua menit.

Tetapi Pak Hartono sudah lebih dari 15 menit menggarapku dengan gaya 'doggy style' ini tanpa ada tanda tanda mengendur. Oh bukan main..! bagai kesurupan aku menggeleng gelengkan kepalaku, aku benar benar dalamkeadaan ekstasi, eranganku sudah berubah menjadi pekikan pekikan kenikmatan, tubuhku kuayun ayunkan maju mundur, ketika kebelakang kusentakan keras sekali menyambut sodokannya sehingga batang penis yang besaar dan panjaang itu lenyap tertelan oleh kerakusan lobang vaginaku. kenikmatanku bukan lagi pada tahap "menanjak" tapi sudah berada di awang-awang di puncak gunung kenikmatan yang tertinggi.

"Hngk.. ngghh..Pak Har..akuu mau keluaar lagii.. aargghh..!!" aku melenguh panjang menyertai klimaksku yang kedua yang kubuat semakin nikmat dengan mendorong pantatku ke belakang keras sekali menancapkan penisnya yang besar sedalam-dalamnya di dalam vaginaku, sambil kukempot kempotkan vaginaku serasa ingin memeras batang kemaluannya untuk mendapatkan seluruh kenikmatan semaksimum mungkin.

Setelah mengejang beberapa detik diterjang gelombang kenikmatan, tubuhku melemas dipelukan Pak Hartono yang menindih tubuhku dari belakang. Berat memang tubuhnya, namun Pak Hartono menyadari itu dan segera menggulingkan dirinya, rebah di sisiku. Tubuhku yang telanjang bulat bermandikan keringat terbaring pasrah di ranjang, penuh dengan rasa kepuasan yang maha nikmat yang belum pernah aku rasakan sebelumnya dengan suamiku.

Pak Hartono memeluk tubuhku dan mengecup pipiku, membuatku merasa semakin nyaman dan puas. "Dek Putri aku belum keluar sayang..! tolongin aku isepin kontolku sayaang..!" Aku benar benar terkejut aku sudah dua kali klimaks tapi Pak Hartono belum juga keluar, bukan main perkasanya.

Merasa aku telah diberi kepuasan yang luar biasa darinya maka tanpa sungkan lagi kuselomot batang kemaluannya kujilat jilat buah zakarnya bahkan selangkangannya ketika kulihat Pak Hartono menggeliat geliat kenikmatan, "..Ohh yess dek, nikmat sekalii.. teruss dek Putri.. lumat kontolku iseep yang daleemm.. ohh.. adek Putri saayaangg..!!"

Pak Hartono mengerang penuh semangat membuatku semakin gairah saja menyelomot batang kemaluannya yang besar, untuk makin merangsang dirinya aku merangkak dihadapannya tanpa melepaskan batang kemaluannya dari mulutku, kutunggingkan pantatku kuputar putar sambil kuhentak hentakan kebelakang, benar saja melihat gerakan erotisku Pak Hartono makin mendengus dengus bagai kuda jantan liar, dan tidak kuperkirakan yang tadinya aku hanya ingin merangsang Pak Hartono untuk bisa cepat ejakulasinya malah aku merasakan birahiku bangkit lagi vaginaku terasa berdenyut denyut clitorisku mengeras lagi.

Ohh.. beginikah multiple orgasme yang banyak dibicarakan teman temanku? Selomotanku makin beringas, batang yang besar itu yang menyumpal mulutku tak kupedulikan lagi kepalaku naik turun cepat sekali, Pak Hartono menggelinjang hebat, akhirnya kurasakan vaginaku ingin melahap kembali batang kemaluannya yang masih perkasa ini, dengan cepat aku lepas penisnya dari mulutku langsung aku merangkak ke atas tubuhnya kuraih batang kemaluannya lalu kududuki sembari ku tuju ke vaginaku yang masih lapar itu. Bleess.. aachh..aku merasakan bintang bintang di langit kembali bermunculan.

"..Ooohh..Dek Putri..kau sungguuh seksxyy.. masuukin kontolku..!!" Pak Hartono memujiku setinggi langit melihat begitu antutiasnya aku meladeninya bahkan bisa kukatakan baru pertama kali inilah aku begitu antusias, begitu beringas bagai kuda betina liar melayani kuda jantan yang sangat perkasa ini. "..Yess.. Pak Hartono.. yeess.. kumasukkan kontolmu yang perkasa ini..!" kuputar-putar pinggulku dengan cepatnya sekali kali kuangkat pantatku lalu kujatuhkan dengan derass sehingga batang penis yang besar itu melesak dalaam sekali..


"..aachh.. Putri.. putaar.. habiisiin kontoolku.. eennakk.. sekaallii..!!" giliran Pak Hartono merintih mengerang bahkan mengejang-ngejangkan tubuhnya, tidak bisa kulukiskan betapa nikmatnya perasaanku, tubuhku terasa seringan kapas jiwaku serasa diombang ambing di dalam lautan kenikmatan yang maha luas kucurahkan seluruh tenagaku dengan memutar menggenjot bahkan menekan keras sekali pantatku, kali ini aku yang berubah menjadi ganas dan jalang, bagaikan kuda betina liar aku putar pinggulku dan bagai penari perut meliuk meliuk begitu cepat.

Batang kemaluannya kugenjot dan kupelintir habiss.. bahkan kukontraksikan otot-otot vaginaku sehingga penis yang besar itu terasa bagai dalam vacum cleaner terhisap dan terkenyot didalam liang vaginaku. Dan yang terjadi adalah benar benar membuatku bangga sekali, Pak Hartono bagai Layang-layang putus menggelinjang habis kadang mengejangkan tubuhnya sambil meremas pantatku keras sekali, sekali-kali ingin melepaskan tubuhku darinya tapi tidak kuberikan kesempatan itu bahkan kutekan lagi pantatku lebih keras, batang penisnya melesak seluruhnya bahkan rambut kemaluannya sudah menyatu dengan rambut kemaluanku, clitorisku yang lapar akan birahi sudah mengacung keras makin merah membara tergencet batang kemaluannya. Badanku sedikit kumiringkan ke belakang, buah zakarnya kuraih dan kuremas-remas, "..Ooohh.. aachh.. yeess.. Put.. yeess..!!"

Pak Hartono membelalakan matanya sama sekali tidak menyangka aku menjadi begitu beringass..begitu liaar.. menunggangi tubuhnya, lalu Pak Hartono bangkit, dengan posisi duduk ia menylomot buah dadaku... aachh tubuhku semakin panaas.. kubusungkan kedua buah dadaku. "..selomot.. pentilku.. dua. duanya.. Pak..yeess..!! ...sshh.. ...oohh..!! mataku menjadi berkunang kunang, "..Ooohh.. Dek Putri.. nikmatnya bukan main posisi ini..! batang kontolku melesak dalam sekali menembus memekmu..!"

Pak Hartono mendengus-dengus kurasakan batang penisnya mengembung pertanda spermanya setiap saat akan meletup, "..Ohh.. sshh..aahh.. Pak Hartono ..keluaar.. bareeng..sayaannghh..!! jiwaku terasa berputar putar..! "..yess sayang, aku keluarkan di dalam ya?". "..Ohh.. Pak Hartono kontoolmu.. jaangaahhn..dicabuut..keluarin.. didalaam..!!

Tiba tiba bagaikan disetrum jutaan volt kenikmatan tubuhku bergetar hebat sekalii..! dan tubuhku mengejang ketika kurasakan semburan dahsyat di dalam rahimku, "..aachh. jepiit kontoolku.. yeess.. sshh.. oohh.. nikmaatnya.. memekmu Dek Putri..!!" Pak Hartono memuncratkan air maninya di dalam rongga vaginaku, terasa kental dan banyak sekali.

Akupun mengelinjang hebat sampai lupa daratan "..Nggkkh.. sshh.. uugghh.. Pak.. teekeen kontoolmu.. sampe mentookkhh.. sayaahng.. aarrgghh..!! gelombang demi gelombang kenikmatan menggulung jiwaku, ooh benar benar tak kusangka makin sering klimaks makin luar biaasaa rasa nikmatnya jiwaku serasa terbetot keluar terombang ambing dalam lautan kenikmatan yang maha luas. Kutekan kujepit kekepit seluruh tubuhnya mulai batang penisnya pantatnya pinggangnya bahkan dadanya yang kekar kupeluk erat sekali.

Seluruh tetes air maninya kuperas dari batang kemaluannya yang sedang terjepit menyatu di dalam liang vaginaku. aarrgghh.. Nikmatnya sungguh luar biaasaa!! Oohh Pak Hartono aku kuatir akan ketagihan dengan batang penismu yang maha dahsyat ini!! Akhirnya perlahan lahan kesadaranku pulih kembali, klimaks yang ketiga ini membuat tubuhku terasa lemas sekali, Pak Hartono sadar akan keterbatasan tenagaku, akhirnya ia membaringkan tubuhku di dadanya yang kekar, aku merasakan kenyamanan yang luar biasa, kepuasanku terasa sangat dihargainya. Tiga kali klimaks bukanlah hal yang mudah bagiku untuk mendapatkannya didalam satu kali permainan seks.

Pak Hartono telah menaklukan diriku luaar.. dalaam..!! akan kukenang kejadian ini selama hidupku. Tiba tiba Pak Hartono melihat jam lalu dengan muka sedih ia mengatakan kepadaku bahwa ia harus menemui seseorang 10 menit lagi, akupun tak kuasa menahannya, aku hanya mengangguk tak berdaya.

Sepeninggal Pak Hartono, aku termenung sendirian. Suatu kejadian yang sama sekali tak terpikir olehku mulai merebak dalam kesadaranku. Aku telah menikmati perbuatan seks dengan bapak-bapak. Aku betul betul menikmati kedahsyatan permainan seks Pak Hartono.

Aku putuskan untuk mencoba melupakan Pak Hartono. Namun setelah beberapa minggu dalam kondisi seperti ini, hatiku makin tidak menentu, makin kucoba melupakannya makin terbayang seluruh kejadian hari itu, aku masih merasakan tubuhnya yang kekar berkeringat napasnya yang mendengus dengus terngiang sayup sayup terdengar suaranya memanggilku 'sayang'.

Pak Hartono masih sering ke rumah. Hal itulah yang membuatku bahagia. Aku ingin suamiku bertugas lama di luar kota, sehingga bisa merasakan penis Pak Hartono lagi. Dan kejadian-kejadian serupa, sering kami lakukan di luar rumah seperti di hotel. Dan saat suamiku sedang keluar kota, Pak Hartono datang ke rumahku, bahkan beberapa kalinya dia menginap di rumahku.

Akibat hubungan itu, aku mengandung anak Pak Hartono. Anak laki-laki yang sudah berusia 1 tahun itu mirip dengan Pak Hartono, ganteng dan hidungnya mancung. Rasanya, aku ingin hidup selamanya dengan Pak Hartono meski dia punya istri dan anak. Namun aku kasihan dengan suamiku yang masih setia kepadaku.**

Tidak ada komentar: